Pesona Alam Bak Surga Perjalanan telah diawali saat matahari baru sepenggalah. Maksudnya ialah Langkuik Tamiang di Kecamatan Malalak Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Titik awalnya keberangkatan dari Kota Padang, dengan waktu pintas seputar 1,5 jam memakai sepeda motor, saat sebelum diteruskan pada jalan kaki.
Untuk warga Minangkabau, penyebutan air terjun cukup bermacam, seperti burai-burai, sarasah, dan langkuik. Langkuik Tamiang cukup populer di Ranah Minang.
BACA JUGA
Nikmati Kicau Burung Sekalian Melihat Kagum Samudra Hindia dari Bukit Gado-Gado
Menyingkap Keelokan Pagi Air Terjun Langkuik Tinggi di Malalak Sumbar
Salam Pagi dari Pucuk Marapi, Gunung Bintang Beberapa Pendaki
Setelah tiba dan memarkirkan sepeda motor dan sewa layanan pemandu, awak Liputan6.com dan kelompok pergi telusuri rimba Malalak. Pemandu ialah masyarakat seputar yang memahami sangkut-paut rimba.
Lajur ke arah Langkuik Tamiang masih alami. Semak belukar cukup meeting di lajur yang dilalui. Tetapi, keadaan itu menambahkan komplet kesan penjelajahan.
Mendekati siang, sesudah satu jam berjalan kaki, pada akhirnya tujuan mulai nampak. Dari jarak jauh kedengar suara air menderu walau tidak sekuat air terjun biasanya.
Daya tarik Langkuik Tinggi
Daya tarik Langkuik Tamiang Malalak, Agam Sumatera Barat.
Perbesar
Daya tarik Langkuik Tamiang Malalak, Agam Sumatera Barat.
Sesampai di situ, semua capek sepanjang perjalanan seolah raib. Airnya yang bening membuat kelompok langsung berenang.
Langkuik Tamiang punyai keunikan tertentu, yaitu ada satu air terjun yang lumayan tinggi tetapi debitnya kecil. Selanjutnya di tebingnya mengucur air yang membuat gorden.
Sesudah senang nikmati daya tarik Langkuik Tamiang, diteruskan dengan makan siang bersama-sama dengan bekal yang telah dipersiapkan awalnya.
Masyarakat Malalak sebagai pemandu, Yulia (28) menjelaskan Langkuik Tamiang sudah diketahui dengan daya tariknya yang lain sama air terjun lain.
“Tetapi posisinya memanglah bagus apa lagi buat mereka yang hoby penjelajahan,” katanya.